{'number': 1759, 'arab': 'حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَصَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تُرِكَ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ لَا يَصُومُهُ إِلَّا أَنْ يُوَافِقَ صَوْمَهُ', 'id': 'Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma\'il] dari [Ayyub] dari [Nafi\'] dari [Ibnu\'Umar radliallahu \'anhuma] berkata: "Nabi shallallahu \'alaihi wasallam melaksanakan puasa hari \'Asyura\' (10 Muharam) lalu memerintahkan (para sahabat) untuk melaksanakannya pula. Setelah Allah mewajibklan puasa Ramadhan, maka puasa hari \'Asyura\' ditinggalkan. Dan \'Abdullah bin \'Umar radliallahu \'anhu tidaklah melaksanakan puasa hari \'Asyura\' kecuali bila bertepatan dengan hari-hari puasa yang biasa dikerjakannya".'}